
Direktorat Laboratorium Sosial (Labsos) UNU Jogja bersiap mendukung program Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta dalam pengembangan Kampung Tematik. Dukungan ini mengemuka dalam rapat kerja penyerapan aspirasi masyarakat dan daerah yang digelar Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI DIY di Kantor DPD RI Yogyakarta, Kamis (31/8).
Pertemuan tersebut merupakan bagian dari agenda reses Anggota Komite II DPD RI, KH Hilmy Muhammad. Hadir pula jajaran Pemkot Yogyakarta dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Yogyakarta. Dalam kesempatan itu, UNU Jogja ditunjuk sebagai kampus pendamping program Kampung Tematik di Kota Yogyakarta.
KH Hilmy Muhammad menekankan pentingnya konsep kampung religius, berbudaya, dan berdaya yang sejalan dengan karakter luhur masyarakat Kota Yogyakarta. “Saya berharap semua kalangan turut berkontribusi pada pembangunan Kota Yogyakarta, khususnya dalam program Kampung Tematik ini,” ujarnya.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Yogyakarta, Danang Yulisaksono, menjelaskan bahwa konsep Kampung Tematik merupakan upaya membangun kota dari kampung melalui kolaborasi dengan perguruan tinggi dan dunia usaha. “Kampung Tematik memiliki visi ‘One Kampung – One Sister University – One Corporation’ yang menargetkan 169 kampung di 45 kalurahan dan 14 kemantren di Kota Yogyakarta. Pendekatan ‘Gandeng Gendong’ menjadi fondasi integrasi antara pemerintah, komunitas, dan kampus,” paparnya.
Baca juga : Tiga Civitas UNU Jogja Peroleh Apresiasi dari WURI 2025
Direktur Laboratorium Sosial UNU Jogja, Saeroni, menyambut baik pelibatan UNU Jogja dalam program ini. “Labsos UNU Jogja dapat menjadi jembatan strategis yang menghubungkan kampus, masyarakat, dan pemerintah. Program ini melibatkan mahasiswa dan civitas akademika dalam pembangunan masyarakat sebagai bagian dari pembelajaran, penelitian, dan pengabdian,” ujarnya.

Saeroni menegaskan, Labsos UNU Jogja bukan sekadar program pengabdian biasa, tetapi pembelajaran satu semester penuh yang mendorong mahasiswa menciptakan inovasi untuk memecahkan persoalan yang dihadapi masyarakat maupun dunia usaha.
Ketua PCNU Kota Yogyakarta, Muhammad Yazid, menambahkan pihaknya siap memperkuat kolaborasi lintas sektor demi kesejahteraan masyarakat. PCNU memiliki struktur kepengurusan dari tingkat cabang, majelis wakil cabang (MWC) di tingkat kemantren, hingga ranting di tingkat kalurahan yang siap bersinergi.
Forum reses tersebut juga menggelar diskusi kelompok guna mengidentifikasi masalah, potensi, dan kebutuhan masyarakat dalam pengembangan Kampung Tematik. Hasil diskusi merekomendasikan pendampingan terhadap 10 kampung tematik oleh PCNU dan UNU Jogja di delapan kalurahan, meliputi: Kampung Ratmakan di Kalurahan Sorosutan; Kampung Cokrokusuman, Bumijo, dan Jogoyudan di Kemantren Jetis; Kampung Gemblakan, Ledoktukangan, dan Lempuyangan di Kalurahan Danurejan; serta Kampung Sorosutan, Tahunan, dan Mendungan di Kemantren Umbulharjo. [Latifah]