
Mahasiswa program studi Teknik Elektro UNU Jogja, Hendrik Pradiska dan M. Rozan Lathif menunjukkan kepedulian terhadap isu lingkungan melalui karya inovatif bernama Pilah.in V.1.0. Alat interaktif ini dirancang untuk membiasakan masyarakat memilah sampah sebelum membuangnya, dengan mengusung slogan “Berpikir Sebelum Membuang”.
Gagasan ini lahir dari keresahan terhadap tingginya volume sampah di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan lebih dari 18 juta ton sampah setiap tahun. Sayangnya, masalah ini bukan hanya karena keterbatasan fasilitas pengelolaan, tetapi juga rendahnya kesadaran masyarakat untuk memilah sampah sejak dari rumah.
“Banyak orang membuang sampah tanpa memikirkan dampak jangka panjangnya. Kami ingin mengubah itu menjadi bagian dari gaya hidup,” ujar Hendrik.

Pilah.in menggabungkan teknologi dan edukasi. Sistemnya berbasis ESP32 dan LCD Nextion, dilengkapi sensor ultrasonik untuk mendeteksi keberadaan tangan pengguna. Layar LCD akan menampilkan pilihan jenis sampah (organik/anorganik), kemudian pengguna memilih kategori yang sesuai. Mekanisme servo secara otomatis membuka jalur tempat sampah yang tepat.
Baca juga : Capstone Project Expo UNU Jogja: Kreativitas Mahasiswa Teknik Elektro Lahirkan Teknologi Tepat Guna
Selain mempermudah proses pemilahan, Pilah.in juga menawarkan keunggulan seperti monitoring kapasitas sampah secara real-time, edukasi interaktif yang menanamkan kebiasaan memilah, dan desain inovatif yang menarik minat pengguna dari berbagai usia.
Hendrik berharap Pilah.in dapat digunakan di berbagai fasilitas publik seperti sekolah, perkantoran, hingga pusat perbelanjaan. “Tujuan kami sederhana, yakni membiasakan orang berpikir sebelum membuang sampah,” katanya.

Dosen pembimbing tim, Bledug Kusuma Prasaja, mengapresiasi karya inovatif mahasiswa tersebut. Menurutnya, Pilah.in memiliki konsep yang sangat baik dan relevan dengan isu lingkungan saat ini. “Dari segi gagasan, Pilah.in sudah sangat bagus. Ide ini tidak hanya kreatif, tetapi juga memiliki nilai manfaat yang nyata bagi masyarakat,” ujarnya.
Bledug menambahkan, prototipe yang dihasilkan juga menunjukkan bahwa teknologi ini sudah dapat diaplikasikan di lapangan. “Secara teknis, Pilah.in sudah bisa diimplementasikan dan dikembangkan lebih lanjut untuk penggunaan yang lebih luas. Ini adalah karya yang patut dibanggakan, karena mampu menjawab tantangan pengelolaan sampah dengan pendekatan teknologi yang praktis dan edukatif,” jelasnya.
Inovasi ini tidak hanya menjadi prestasi akademik, tetapi juga kontribusi nyata mahasiswa UNU Jogja untuk membangun kesadaran lingkungan, sejalan dengan misi kampus mencetak generasi berdaya saing sekaligus peduli pada keberlanjutan bumi. [Latifah]