Perkuat Kolaborasi Global, UNU Jogja Gelar Seminar Internasional Pendidikan Inklusif bersama UWE Bristol, UNU Sidoarjo, dan UIM

Center for GEDSI (Gender Equality, Disability, and Social Inclusion) UNU Jogja bekerja sama dengan University of the West of England (UWE) Bristol, Inggris, sukses menggelar seminar internasional bertajuk “Developing Inclusive Policies and Practices for Greater Accessibility in Higher Education”.
Agenda yang didukung oleh British Council ini dilaksanakan di dua lokasi: UNU Sidoarjo pada Selasa (17/6) dan Universitas Islam Makassar (UIM) Al-Gazali pada Kamis (19/6).
Program ini merupakan kelanjutan dari kemitraan strategis antara UNU Jogja dan UWE Bristol yang telah terjalin sejak Maret 2024 dalam misi bersama untuk mendorong praktik pendidikan tinggi yang inklusif dan aksesibel.
Baca juga : LLDIKTI V Intens Dampingi UNU Jogja Persiapkan Pembukaan Prodi Teknik Metalurgi
“Melalui kolaborasi ini, kami ingin mendorong perguruan tinggi di lingkungan Nahdlatul Ulama untuk mulai membentuk Unit Layanan Disabilitas (ULD),” ujar Pelaksana Harian Rektor UNU Jogja, Suhadi.
Direktur Center for GEDSI UNU Jogja, Wiwin Rohmawati, menambahkan bahwa keterlibatan UNU Sidoarjo dan UIM Al-Gazali dalam agenda ini bertujuan untuk memperluas jangkauan audiens, khususnya di lingkungan perguruan tinggi NU.
“Pemilihan dua lokasi ini didasarkan pada data jumlah penyandang disabilitas yang cukup signifikan, termasuk jumlah SLB, serta pertimbangan pemerataan wilayah diseminasi,” jelas Wiwin.

Direktur British Council Indonesia, Mummer Xia, menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif UNU Jogja. Ia menyebut bahwa melalui skema hibah Going Global Partnerships, program ini menjadi bagian dari upaya kolektif untuk mendorong pendidikan tinggi yang lebih inklusif dan dapat diakses oleh semua kalangan.
Rektor UNU Sidoarjo, Fatkhul Anam, menyambut positif kolaborasi ini. Ia menyatakan bahwa pihaknya telah menyediakan beasiswa khusus bagi mahasiswa difabel, yang mencakup seluruh biaya pendidikan hingga lulus, sebagai bentuk komitmen terhadap pendidikan inklusif.
“Ini adalah bagian dari komitmen kami untuk memastikan tidak ada yang tertinggal dalam memperoleh hak atas pendidikan,” tegasnya.
Baca juga : Field Study Tuntas, FIP UNU Jogja Lepas Mahasiswa Magister UIN Sunan Kalijaga Siap Terjun ke Dunia
Senada dengan itu, Wakil Rektor II UIM Al-Gazali, Badruddin Kaddas, menegaskan bahwa kampusnya menjunjung tinggi nilai keterbukaan dan keberagaman. Ia menyampaikan bahwa UIM Al-Gazali terbuka bagi seluruh mahasiswa tanpa memandang latar belakang suku, agama, maupun kondisi fisik.
“Kalau hari ini kita bicara kampus inklusif, soal bagaimana memberikan pelayanan yang sama untuk semua mahasiswa, maka saya tegaskan UIM Al-Gazali sejak awal berdiri telah terbuka untuk semua kalangan,” ujarnya.
Selain seminar, kegiatan di UNU Sidoarjo juga diisi dengan peluncuran situs web resmi inclusivehighereducation.com serta Forum Group Discussion (FGD).

Turut hadir sebagai pembicara dalam sesi ini antara lain:
- Suhadi (Plh. Rektor UNU Jogja)
- Ana Christanti (Wakil Rektor II UNU Sidoarjo)
- Soelistiyowati (Ketua Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia Jawa Timur)
- Kikin P. Tarigan (Komisioner Komnas Disabilitas RI)
Sementara itu, seminar di UIM Al-Gazali menghadirkan pembicara:
- Eka Prastama Widiyanta (Komisioner Komnas Disabilitas Indonesia)
- Badruddin Kaddas (Wakil Rektor II UIM Al-Gazali)
- Muhammad Luthfi (Ketua Perkumpulan Pekerja Sosial Disabilitas Indonesia)
- Megawanti (Deputi Wakil Rektor UNU Jogja Bidang Bisnis, Kolaborasi, dan Rekognisi Global)
Baca juga : UNU Jogja Dorong Mahasiswa Lebih Fasih Membaca Al-Qur’an Lewat Program Bimbingan
Dalam sesi diskusi, Tariq Umar dari University of the West of England, Bristol menegaskan bahwa inklusi bukan sekadar menyesuaikan individu dengan sistem, melainkan mengubah sistem itu sendiri agar lebih adil dan berdampak bagi semua.
Sebagai inisiator sekaligus mitra utama dari program ini, UNU Jogja menegaskan komitmennya untuk menjadi pusat penggerak pendidikan tinggi inklusif di lingkungan Nahdlatul Ulama dan Indonesia secara lebih luas. Melalui pendekatan berbasis kolaborasi internasional, riset, dan pengembangan kapasitas kelembagaan, UNU Jogja terus membangun ekosistem kampus yang ramah, terbuka, dan menjunjung tinggi kesetaraan bagi semua lapisan masyarakat. [Latifah]