Dosen UNU Jogja Paparkan Environmental Education dalam Netherlands-Indonesia Consortium for Muslim-Christian Relations
Fakultas Ilmu Pendidikan UNU Jogja menggelar kerjasama bersama Netherlands-Indonesia Consortium for Muslim-Christian Relations (NICMCR) dalam penelitian pendidikan lingkungan hidup atau Environmental Education (EE) . Hal ini sejalan dengan fokus yang selalu dilakukan oleh NICMCR Sejak tahun 2023.
Dosen program studi Pendidikan Bahasa Inggris UNU Jogja sekaligus perwakilan tim kerjasama Berli Arta dalam presentasinya menyampaikan hasil sementara dari penelitian yang telah dilakukan pada Juli 2024. Ia menyadari perlunya pendidikan untuk meningkatkan kesadaran ekologis pada masyarakat usia dini.
“Karena itulah tim memilih sekolah dasar di Indonesia sebagai subjek penelitiannya. Tim sejauh ini menemukan bahwa Pendidikan Lingkungan Hidup yang ada dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah Indonesia menjadi perhatian pemerintah,” katanya.
Ia melanjutkan, ada dua jenis manajemen pendidikan di Indonesia, yakni sekolah yang dikelola atau dikendalikan oleh Kementerian Pendidikan dan sekolah yang dikendalikan oleh Kementerian Agama yang mencakup sekolah swasta dan negeri, sekolah ini biasanya berafiliasi langsung dengan lembaga keagamaan.
Arta menegaskan, ada kesenjangan yang ditemukan ketika tim mencoba membandingkan penerapan EE di sekolah yang dikelola Kementerian Pendidikan dan Madrasah yang dikelola Kementerian Agama.
Ia menerangkan, kolaborasi UNU Jogja dengan NICMCR dilakukan dalam bentuk penelitian pada rekaman dokumenter dan lapangan. Penelitian dokumenter berfokus pada pemahaman bagaimana gagasan pendidikan lingkungan hidup disajikan dalam kurikulum sekolah. Selain itu juga melihat bagaimana gagasan tersebut diterjemahkan ke dalam konsep kurikulum sekolah dan madrasah.
“Untuk melengkapi penelitian dokumenter dan mempelajari cara kerja serta penerapan EE, penelitian lapangan dilakukan di madrasah dan sekolah di Yogyakarta,” ujarnya.
Lanjutnya, Ada dua aspek hasil kurikulum EE yang diamati, yaitu aspek kognitif dan sikap. Mata pelajaran yang mempunyai unsur EE baik di sekolah maupun madrasah diantaranya adalah pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Agama Islam, Kristen, Katolik, Budha, dan Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial. Sebagai contoh pada mata pelajaran agama Kristen yang memiliki tujuan kognitif, dimana siswa belajar membina hubungan yang harmonis dengan alam, menjaga dan melestarikannya sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan.
“Melalui unsur ini siswa menghayati bahwa kehadiran Tuhan Yang Maha Esa diwujudkan melalui ciptaan-Nya. Sebagai contoh tujuan sikap dalam mata pelajaran agama Kristen, kehidupan pertobatan ditunjukkan melalui menjalin persahabatan dengan semua orang, menunjukkan empati, membantu orang lain tanpa membeda-bedakan suku, budaya, atau agama, dan menjaga lingkungan alam,” jelasnya.
Berdasarkan penilaian tim yang disampaikan Arta, EE yang bukan merupakan unsur wajib dalam kurikulum sekolah dan madrasah, kurang mendapat penekanan, baik dari segi alokasi waktu maupun kedalaman materi pelajaran.
Dalam forum diskusi tersebut muncul pertanyaan mengenai peran guru dalam penerapan EE karena siswa dan guru sama-sama merupakan subjek penting dalam dunia pendidikan. Mengingat penelitian tim masih berlangsung, Diskusi Kelompok Terfokus di masa depan akan dilakukan dengan mengundang guru-guru madrasah dan sekolah terkait untuk mengenali dan memahami peran mereka dalam EE. [Latifah]
***UNU Jogja membuka pendaftaran mahasiswa baru Tahun Ajaran 2024/2025. Dapatkan info selengkapnya di pmb.unu-jogja.ac.id