FIP UNU Jogja Gelar Kuliah Umum ‘Futures Design and Future Literacy in Education’ Bersama Prof. Dr. Jian-bang Deng, Tamkang University Taiwan

Yogyakarta, Indonesia - Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UNU Jogja menyelenggarakan kuliah umum bertajuk ‘Futures Design and Future Literacy in Education’ di Convention Hall UNU Jogja, Kamis (6/11). Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris dan Pendidikan Guru Sekolah Dasar sebagai bagian dari penguatan wawasan global dan kesiapan menghadapi perkembangan pendidikan di era kecerdasan buatan (AI).

Wakil Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UNU Jogja, Dr. Hariyanto Subiyantoro, menyampaikan bahwa perkembangan teknologi saat ini, termasuk kecerdasan buatan, telah membentuk perubahan besar dalam dunia pendidikan. “Teknologi berkembang cepat, dan AI telah membentuk perubahan global dalam pendidikan. Karena itu, mahasiswa perlu memanfaatkan alat AI bukan hanya sebagai pengguna pasif, tetapi juga untuk mengeksplorasi dan mengembangkan program pembelajaran di kampus ini. Anda dapat memperdalam informasi, bertanya, dan mengembangkan ide hanya dengan perangkat yang ada di genggaman Anda,” ujarnya dalam sesi sambutan.

Kuliah umum ini menghadirkan narasumber Prof. Dr. Jian-bang Deng, akademisi dari Department of Education and Futures Design, Tamkang University, Taiwan. Beliau dikenal sebagai peneliti dan pengajar dalam bidang futures literacy, desain pendidikan, dan studi masa depan, serta memiliki pengalaman kolaborasi internasional dalam pengembangan model pendidikan berbasis perubahan sosial.

Dalam paparannya, Prof. Deng menjelaskan bahwa literasi masa depan (futures literacy) merupakan kemampuan penting bagi pendidik dan pembelajar untuk memahami bahwa masa depan bersifat plural, terbuka, dan dapat dibentuk melalui pilihan dan tindakan manusia. Menurutnya, pendidikan tidak hanya berfungsi mempersiapkan peserta didik untuk kondisi sekarang, tetapi juga untuk skenario masa depan yang penuh ketidakpastian.

Ia juga menekankan bahwa masa depan bukan sesuatu yang datang begitu saja, melainkan sesuatu yang dapat dirancang (future as a design process). Dengan pendekatan futures design, proses pendidikan diarahkan untuk membentuk peserta didik sebagai change makers—individu yang mampu mencipta dan mengarahkan perubahan dalam masyarakat melalui pengetahuan dan tindakan strategis.

Selain itu, Prof. Deng memberikan contoh implementasi futures design dalam konteks pendidikan global, termasuk model pembelajaran kolaboratif yang menghubungkan isu sosial, lingkungan, dan teknologi, seperti program Pendidikan dan Desain Masa Depan yang dikembangkan di Tamkang University. Program ini bertujuan mencetak lulusan yang mampu membaca tren dan merancang solusi inovatif berbasis nilai keberlanjutan dan kemanusiaan.

Mahasiswa antusias dalam diskusi yang berlangsung interaktif, terutama terkait tantangan integrasi teknologi AI dalam proses pembelajaran dasar dan pengajaran bahasa Inggris, serta bagaimana pendidik dapat tetap memanusiakan proses belajar di tengah perubahan teknologi yang cepat. [Latifah]